Ilmu Budaya Dasar Bab 7 - Manusia dan Tanggung Jawab serta Pengabdian

0
  • Sabtu, 19 Maret 2011
  • Nama : Mohamad Fariz Adidana 
    Kelas : 1KA33
    NPM : 14110475
    Materi : Ilmu Budaya Dasar 
    Kelompok : 3
    Dosen : Ninuk Sekarsari


    Pengabdian

         Manusia di dalam hidupnya selaku makhluk Tuhan selain dibebani tanggung jawab, mendapatkan hak dan mempunyai kewajiban, untuk melaksanakan hal- hal tersebut perlu pengabdian bahkan pengorbanan.

    Pengabdian itu adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.

    Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
    Pengertian pengabdian menurut WJS. Poerwodarminto adalah perihal/ hal- hal yangberhubungan dengan mengabdi. Sedangkan mengabdi adalah suatu penyerahan diri kepada ”suatu” yang dianggap lebih, biasanya dilakukan dengan ikhlas, bahkan diikuti dengan pengorbanan. Di mana pengorbanan berarti suatu pemberian untuk menyatakan kebaktian, yang dapat berupa materi, perasaan, jiwa raga.

    Macam - Macam Pengabdian

         Sebetulnya muculnya pengabdian karena adanya rasa tanggung jawab, baik terhadap Tuhan sebagai Penciptanya terhadap diri sendiri, terhadap keluarga dan terhadap masyarakat. Oleh karena itu pengabdian pengabdian dibedakan antara lain :
    1. Pengabdian terhadap Tuhan yang Maha Esa, 
    yaitu penyerahan diri secara penuh terhadap Tuhan dan merupakan perwujudan tanggung jawabnya yang juga diikuti oleh pengorbanan. Contoh: Umat Islam melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari, melakukan zakat, melaksanakan kurban dan sebagainya, itu semua tidak lain adalah untuk pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa.
       
    2. Pengabdian kepada masyarakat, 
    ini timbul karena manusia dibesarkan dan hidup dalam masyarakat, sehingga sebagai perwujudan tanggung jawabnya kemudian melakukan pengabdian juga pengorbanan. Contoh: Seorang mahasiswa yang telah lulus, kemudian berusaha memajukan pendidikan di desanya dengan mendirikan sekolah, walaupun tanpa imbalan apapun, ia lakukan demi kemajuan desanya.
       
    3. Pengabdian kepada raja,
    yaitu suatu penyerahan diri secara ikhlas kepada rajanya, karena dianggap yang melindunginya, walaupun sekarang jarang terjadi. Contoh: Seorang gadis dengan suka rela dijadikan selir oleh rajanya.
      
    4. Pengabdian kepada negara,
    timbul karena seseorang merasa ikut bertanggung jawab terhadap kelestarian (kelangsungan) negara dan demi persatuan kesatuan bangsa. Contoh: Dalam usaha merebut kembali Irian Barat dari penjajah Belanda, banyak pemuda yang mendaftarkan diri menjadi sukarelawan.
       
    5. Pengabdian kepada harta, 
    ini terjadi karena seseorang memandang bahwa harta yang menghidupinya, sehingga tindakan- tindakannya semata- mata demi harta. Kadang- kadang ia tanpa menyadari justru mengorbankan dirinya untuk mempertahankan hartanya, yang akhirnya tidak dapat menikmati hartanya.
       
    6. Pengabdian kepada keluarga, 
    ini timbul karena keinginan untuk membahagiakan keluarga dengan terpenuhinya kebutuhan secara lahir dan batin secara layak.

    Jadi dengan melihat pengertian maupun macam- macam pengabdian/ pengorbanan, memahami arti dan makna pengabdian dan pengorbanan, diharapkan kita meneladaninya, karena sebenarnya hakekat pengabdian/ pengorbanan adalah merupakan usaha memikul tanggung jawab dan melaksanakan kewajiban sebagai manusia.

    Sumber : 1 2

    CASE STUDY :

    Studi kasus saya ambil dari berita yang berhubungan dengan pengabdian seorang guru.

    KOMPAS.com — Erupsi Merapi menjadi momentum ujian panggilan jiwa sejumlah guru. Di tengah kecemasan terhadap keluarga dan kesulitan pribadinya, sejumlah guru yang sempat dan masih mengungsi tetap aktif mengajar. Demi sebuah pengabdian.

    Sunanto (55) sedikit bernapas lega. Mulai Jumat ini, guru Pendidikan Kewarganegaraan SMP Negeri 2 Pakem, Sleman, DIY, itu sudah bisa berangkat kembali mengajar dari rumahnya. Kamis kemarin, ia yang tinggal di Dusun Duwetsari, Desa Pakembinangun, Pakem, Sleman, itu sudah dapat kembali ke rumahnya karena dinyatakan aman.

    Sepekan terakhir, Sunanto berangkat mengajar ke posko pendidikan di Gedung Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika (P4TK) di Jalan Kaliurang Km 6,5, Sleman, dari pengungsiannya di daerah Godean, Sleman. Di pengungsian itu ia dan keluarganya tinggal bersama 25 pengungsi lain yang masih terbilang kerabatnya.

    Sejak erupsi 5 November, 23 guru dari total 26 guru SMP Negeri 2 Pakem terpencar di berbagai lokasi pengungsian. Sejak 19 November, mereka melanjutkan proses belajar-mengajar di Gedung P4TK Matematika. Mereka berdatangan dari berbagai lokasi pengungsian untuk mengajar 236 muridnya sendiri dan sekitar 20 murid lain yang belum bisa pulang ke rumahnya.

    Meski berangkat dari pengungsian, mereka tampil sebaik mungkin. Semua guru SMPN 2 Pakem rapi dengan seragam coklat tua. ”Kami tetap ingin tampil baik di hadapan murid-murid,” kata Sunanto, Kamis (25/11/2010).

    Demi tampil baik itu, bukan hal mudah lagi. Dari pengungsiannya, Sunanto dan beberapa guru lain pulang ke rumah mengambil seragam. Beberapa guru bahkan terpaksa meminjam seragam karena rumahnya di kawasan sangat berbahaya. 

    ”Saya punya dua seragam, jadi yang satu saya pinjamkan ke teman saya. Rekan-rekan guru yang punya lebih dari satu seragam lainnya juga saling meminjamkan seragam,” kata Sunanto. Mereka tak terpikir membawa seragam saat mengungsi.

    Dilematis

    Mengajar dalam kondisi darurat sering kali dilematis bagi guru. Selama mengajar, kecemasan akan keluarga di rumah atau di pengungsian sering kali terlintas. Namun, perasaan itu harus ditepiskan sementara demi tugas sebagai guru.

    Di tengah kalut, guru Matematika SMPN 2 Pakem, Tri Wahyuni (43), tetap memikirkan murid-muridnya. Ketika erupsi Merapi pada sebuah pagi, Tri kembali ke sekolah guna mengurus murid-muridnya seusai mengantar anaknya yang masih TK di tempat aman. 

    ”Senin pagi itu, Merapi erupsi cukup besar. Saya jemput anak saya yang masih sekolah di TK-nya lalu mengantar ke rumah agar aman. Saya sempat bimbang, mau kembali ke sekolah atau tetap bersama anak saya. Saya kembali ke sekolah karena anak saya sudah ada yang menunggu,” tuturnya.

    Selama keadaan darurat, tugas mengajar menjadi jauh lebih berat. Di tengah keterbatasan, guru harus lebih sabar dan perhatian kepada murid-muridnya. Sebagian besar murid SMPN 2 Pakem harus mengungsi selama erupsi Merapi. Bahkan, empat di antaranya kehilangan rumah dan seluruh harta benda.

    Namun, bencana itu justru meneguhkan panggilan jiwa sebagai guru. Di tengah masa darurat, Tri yang sudah 20 tahun mengajar justru menemukan arti pengabdian sesungguhnya. ”Di sinilah panggilan jiwa sebagai guru diuji,” katanya.

    Mulai Jumat ini, sekolah darurat SMP Negeri 2 Pakem yang sepekan terakhir menempati Gedung P4TK Matematika dipindah di SD Percobaan Pakem. Jam belajar bergeser pukul 13.00-16.15 karena bergantian dengan siswa SD yang mereka tumpangi.

    Para guru itu harus mengajar lagi di sekolah darurat: dengan keterbatasan dan seragam pinjaman. Di sana ada pengabdian.


    OPINION :
    Guru merupakan PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Keberadaan nya sanggat mulia. Pada studi kasus diatas pengabdian seorang guru patut di suritauladan kan walaupun dalam keadaan darurat tetapi tetap melakukan tugas nya dengan baik. Bukan hanya guru saja yang merupakan abdi bangsa yang setia tetapi banyak profesi yang membutuhkan  pengabdian yang sangat besar yaitu Tentara Nasional Indonesia. Mereka adalah orang yang berada pada garis depan dalam melindungi negeri ini. Menurut saya pengabdian muncul secara sendiri jika rasa cinta dan nasionalisme bangsa mulai tumbuh jadi menurut saya pendidikan wajib militer  setelah pendidikan sekolah menengah atas wajib dilakukan agar masyarakat tahu bahwa pengabdian itu perlu pengorbanan.

    Ilmu Budaya Dasar Bab 6 - Manusia dan Pandangan Hidup

    0
  • Nama : Mohamad Fariz Dwi Adidana 

    Kelas : 1KA33
    NPM : 14110475
    Materi : Ilmu Budaya Dasar 
    Kelompok : 3
    Dosen : Ninuk Sekarsari


    Cita - Cita



          Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan pandangan masa depan, merupakan pandangan hidup yang akan datang. Pada umumnya cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, dengan perkataan lain: cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.

    Apabila cita-cita itu tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita-cita itu disebut angan-angan. Disini persyaratan dan kemampuan tidak/belum dipenuhi sehinga usaha untuk mewujudkan cita-cita itu tidak mungkin dilakukan. Misalnya seorang anak bercita-cita ingin menjadi dokter, ia belum sekolah, tidak mungkin berpikir baik, sehingga tidak punya kemampuan berusaha mencapai cita-cita. Itu baru dalam taraf angan-angan.

    Antara masa sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau cita-cita terdapat jarak waktu. Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal itu bergantung dari tiga faktor :
    Pertama, manusianya yaitu yang memiliki cita-cita;
    Kedua, kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan; dan
    Ketiga, seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai.

    Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri.Sebaliknya dengan anak yang dengan kemauan keras ingin mencapai apa yang di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi atau dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara keras dalam mencapai cita-cita merupakan suatu perjuangan hidup yang bila berhasil akan menjadikan dirinya puas.

    Suatu cita-cita tidak hanya dimiliki oleh individu, masyarakat dan bangsa pun memiliki cita-cita juga. Cita-cita suatu bangsa merupakan keinginan atau tujuan suatu bangsa. Misalnya bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang merupakan sarana untuk menjadi suatu bangsa yang masyarakatnya memiliki keadilan dan kemakmuran.


    Kebajikan




         Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya.

    Dari yang dirasakan manusia tersebut, manusia cenderung lebih memihak pada kebaikan untuk dirinya sendiri. Inilah yang membuat sebagian manusia ‘terpilah’ menjadi manusia egois, yang seringkali seperti tidak mengenal kebajikan.

    Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :

    a. Manusia sebagai pribadi, yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.

    b. Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial, manusia hidup bermasyarakat, saling membutuhkan, saling menolong, dan saling menghargai anggota masyarakat 

    c. Manusia sebagai makhluk Tuhan
             Kebajikan manusia nyata dan dapat dirasakan dalam tingkah lakunya. Karena tingkah laku bersumber dari pandangan hidup, maka setiap orang memiliki tingkah laku sendiri-sendiri. Terdapat tiga hal yang menjadi faktor yang mungkin dapat menjadikan seorang individu memiliki sikap tertentu, yaitu:
    a.Pembawaan (hereditas) , sesuatu yang diturunkan dari orang tua pada anaknya.
    b.Lingkungan, merupakan alam kedua yang melingkupi manusia dan di situ manusia baru akan terdidik dengan sendirinya agar bisa melanjutkan hidup.
    c.Pengalaman, merupakan segala sifat dari keadaan-keadaan, baik itu manis ataupun pahit yang dirasakan dan cenderung sering terbesit di pikiran manusia.

    Sumber : 1 2


    CASE STUDY :



    Studi kasus saya ambil dari berita yang berhubungan dengan salah satu faktor seseorang untuk menggapai cita-citanya yaitu kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan.


    JAKARTA, KOMPAS.com — Memutus rantai kemiskinan di negara ini adalah melalui pendidikan, yang harus dibuat merata untuk mereka yang kini tengah hidup di dalam garis kemiskinan itu sendiri.

    Pendapat tersebut dilontarkan oleh Direktur Eksekutif Indonesian Street Children Organization (ISCO) Ramida Siringo-ringo, di tengah gelaran "800 Anak Miskin Menggapai Mimpi Bersama ISCO" di Jakarta, Sabtu (11/7). Anak-anak tersebut adalah 800 dari 1.725 anak-anak miskin perkotaan di Jakarta, Medan, dan Surabaya, yang berhasil mengenyam pendidikan gratis di sekolah umum berkat bantuan ISCO.

    Ramida menandaskan, berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) pada 2008 lalu tercatat jumlah populasi penduduk miskin di Indonesia mengalami peningkatan, yang mencapai 41,2 juta jiwa. Ironisnya, di tengah kemiskinan, banyak di antara anak-anak yang harus hidup dan tumbuh keras di jalanan tanpa merasakan sentuhan pendidikan sebagai fundamental dasar meraih cita-cita di masa depannya.

    "Sehingga kita ingin memutus rantainya sejak sekarang sebab tanpa sentuhan pendidikan formal di usia dini anak-anak itu mudah terseret ke dunia jalanan dan kriminalitas," ujar Ramida.

    "Mereka tidak punya apa-apa, bahkan mimpi menjadi dokter atau guru pun tidak berani karena sejak kecil memang tidak pernah sekolah," tambahnya.

    Untuk itu, pada Juli 2009 ini Ramida sudah menaikkan targetnya untuk menambah jumlah anak miskin yang bisa bersekolah gratis itu hingga mencapai 2.200 anak. Bahkan, tepat di usianya yang ke-10 tahun ini, ISCO merancang target bisa menyekolahkan 200.000 anak miskin selama 10 tahun ke depan.

    Terkait hal itu, Emmy R, perwakilan dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, mengaku upaya tersebut tentu sangat dibutuhkan demi masa depan anak-anak Indonesia.

    "Pendidikan sudah menjadi kebutuhan mendasar dan anak-anak ini tengah menjalani golden period dan pembentukan karakternya sehingga harus didukung bukan saja oleh pemerintah melainkan juga masyarakat luas," ujar Emmy.


    OPINION :

    Semua manusia pasti mempunyai cita-cita. Cita-cita merupakan motivasi agar manusia mempunyai harapan dan tujuan dalam hidupnya. Tetapi banyak anak bangsa di negeri ini terhalang cita-cita nya karena kemiskinan. Menurut saya untuk mencapai cita-cita perlu pendidikan yang cukup dan memadai tetapi sekarang pendidikan merupakan barang mahal bagi rakyat bangsa ini. Maka dari itu pemerintah seharusnya lebih mengutamakan pendidikan ketimbang stabilitas politik yang hanya membuat masalah bangsa tidak terselesai kan. Pendidikan formal secara gratis seharusnya di prioritaskan pemerintah.

    Ilmu Budaya Dasar Bab 5 - Manusia dan Keadilan

    0
  • Nama : Mohamad Fariz Dwi Adidana
    Kelas : 1KA33
    NPM : 14110475
    Materi : Ilmu Budaya Dasar 
    Kelompok : 3
    Dosen : Ninuk Sekarsari


    Kejujuran

         Kejujuran atau jujur berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sikap jujur perlu dipelajari setiap orang, sebab jujur mewujudkan keadilan, sedang keadilan menutut kemulian abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya berbudi pekerti. Barangsiapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang jujur lebih baik daripada orang pandai yang lancung.

         Pada hakekatnya kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pangakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa. Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita berhadapan dengan hal baik dan buruk. Kejujuran bersangkutan erat dengan masalah nurani. Bertolak ukur pada hati nurani, seorang dapat ditebak perasaan moril dan susilanya, yaitu perasaan yang dihayati bila ia harus menentukan pilihan apakah hal itu baik atau buruk, benar apa salah. Selain nilai etis yang ditunjukan kepada sesama manusia, hati nurani berkaitan erat juga dalam hubungan manusia dengan Tuhan.

         Berbagai hal yang menyebabkan orang berbuat tidak jujur, mungkin karena tidak rela, mungkin karena pengaruh lingkungan, karena social ekonomi, terpaksa ingin populer, karena sopan santun dan untuk mendidik. Dalam kehidupan sehari-hari jujur atau tidak jujur merupakan bagian hidup yang dapat dipisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri.

         Menurut M.Alamsyah dalam bukunya budi nurani dan filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah wadah yang ada dalam perasaan manusia. wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam menoropong kebenaran lokal maupun kebenaran illahi (M.Alamsyah,1986:83). Nurani yang dikembangkan dapat jadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Kejujuran atau ketulusan dapat di tingkatkan menjadi sebuah keyakinan atas diri keyakinannya maka seseorang diketahui kepribadiannya.
    Dan hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan menjadikan manusianya memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur. Sebaliknya orang yang terus-menerus berfikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya akan selalu mengalami konflik batin, ia akan mengalami ketegangan, sifat kepribadiannya yang tadinya tunggal menjadi ganda.

         Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap yang perlu dipupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan,orang diperbolehkan berkata tidak jujur apabila sampai pada batas-batas yang ditentukan. 

    Kecurangan

          Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau, orang itu memenuhi dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa tenaga dan usaha.Kecurangan dapat menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, culas, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang hebat, paling kaya, dan senang melihat orang disekelilingnya hidup menderita. bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan. 

         Ditinjau dari hubungan manusia dengan lingkungan sekitarnya, ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Apabila keempat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tsb dan terjadilah kecurangan.

    Sumber : 1 2 

    CASE STUDY :
    Studi Kasus Saya Ambil Dari Berita yang berhubungan tentang Kecurangan.

    Medan , Kompas.com - Praktik kecurangan ujian nasional meluas di sejumlah sekolah di Sumatera Utara. Selain modus, tempat terjadinya kecurangan juga bertambah pada hari kedua pelaksanaan UN. Sebagian dari praktik tidak jujur ini bahkan terjadi terbuka di depan kelas tanpa menghiraukan pengawas UN.”Laporan dari tim investigasi kami, ada guru yang sengaja membagikan jawaban di depan kelas kepada murid. Ini terjadi di SMK swasta di Sidikalang, Kabupaten Dairi; SMA swasta di Kabupaten Humbang Hasundutan; SMK swasta di Siborongborong, Tapanuli Utara; dan SMA swasta di Simalungun,” tutur anggota Dewan Kehormatan Komunitas Air Mata Guru (KAMG), Deni Boy Saragih, Selasa (21/4) di Medan.

    Guru di sekolah tersebut memberikan jawaban kepada siswa dengan membagikan kertas kecil yang besarnya tidak sampai melebihi telapak tangan. Sebagian dari lembar jawaban ini bertuliskan tangan dan sebagian lain sudah dalam bentuk ketikan. Deni sengaja tidak menjelaskan detail nama sekolah karena bukti kecurangan ini akan dibuat dalam bentuk laporan resmi kepada pengawas di tingkat provinsi.
    Selain pemberian jawaban soal UN di depan kelas, tim investigasi KAMG juga menemukan kembali jawaban serupa di tangan siswa. Hari ini tim menemukannya di sebuah SMA negeri di daerah Simalingkar dan SMK swasta di Kecamatan Medan Baru. ”Seperti hari sebelumnya, semua temuan kecurangan ini sebagian besar terjadi di sekolah favorit,” katanya.

    Dia menduga adanya sindikat pembocor soal sebelum ujian berlangsung. Sindikat ini merupakan jaringan yang terdiri atas siswa, guru sekolah setempat, dan yang terakhir oknum dinas pendidikan. Mereka, tuturnya, bekerja secara sistematis untuk menyebarkan jawaban soal UN kepada siswa.
    Modus yang paling sering ditemui adalah adanya penyebaran jawaban soal melalui pesan pendek melalui telepon seluler. Selanjutnya, siswa menyalinnya dalam bentuk lembaran kertas kecil untuk dibawa ke ruang ujian.

    Anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Sumut, Parlindungan Purba, mengaku prihatin dengan peristiwa ini. Berulang kali sejak UN digelar kasus kecurangan hampir selalu terjadi di banyak daerah. Dia kembali memprotes Menteri Pendidikan Nasional yang memaksakan UN digelar. Padahal, sumber daya manusia dan sarana sekolah di daerah belum siap.
    ”Kami meminta kepada pemerintah untuk menanyakan terlebih dahulu kepada siswa, guru, ataupun dinas pendidikan di daerah, siap atau tidak menggelar UN. Pemaksaan ini mengakibatkan pihak sekolah mengambil segala cara demi nama baik,” katanya. (NDY)


    OPINION : 
    Dalam studi kasus diatas, kecurangan dalam UN seakan-akan telah menjadi hal yang umum dilakukan oleh sistem pendidikan di bangsa ini. Kecurangan atau  curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama dengan licik, meskipun tidak serupa benar artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau, orang itu memenuhi dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa tenaga dan usaha. Jadi untuk mencegah hal kecurangan perlu ada nya perilaku kejujuran sehingga perlu pendidikan kejujuran dalam sistem pengajaran di negeri ini. Bukan hal yang mudah untuk mengajarkan suatu kejujuran itu. Menurut saya pendidikan kejujuran dapat dilakukan pada pendekatan secara Agama karena semua agama mengajarkan umatnya senantiasa untuk berprilaku jujur sehingga menurut saya Agama seharusnya tidak hanya sekedar pelengkap kurikulum pendidikan saja tetapi harus mejadi dasar atau pedoman dari sistem pendidkan agar anak bangsa terlahir menjadi insan yang jujur.

    Ilmu Budaya Dasar Bab 4 - Manusia dan Keindahan

    0
  • Nama : Mohamad Fariz Dwi Adidana

    Kelas : 1KA33

    NPM : 14110475

    Materi : Ilmu Budaya Dasar 
    Kelompok : 3
    Dosen : Ninuk Sekarsari 


    Keindahan




    Pengertian Keindahan

    Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk kepada sesuatu yang indah di mana manusia mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung unsur estetis yang dinilai secara umum oleh masyarakat.

    Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak (Beauty as an abstract quality)menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita.

    Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan apa yang dipahaminya.

    Keindahan sebagai benda tertentu yang menunjukkan keindahan keindahan memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan kualitas abstrak di mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah diterima maupun dipahami oleh masyarakat.

    Contoh keindahan dalam bentuk benda:

    Secara alami: Manusia menaruh rasa kagum atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa

    Buatan tangan: Karya seni yang memiliki nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.

    Keindahan adalah suatu hal yang memiliiki definisi yang luas dan pandangan mengenai keindahan masing-masing berbeda dari setiap ahli, tergantung bidang yang digeluti oleh orang tersebut.

    Keindahan atau "beauty" adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah.contohnya jika kita bermusik,kita akan semakin mencari 'feel' apa yang cocok untuk hati kita

    Keindahan Dalam Arti Luas

    Menurut The Liang Gie dalam bukunya “G,a-ris Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu ber­asal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.

    Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. 


    Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adap kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran. 

    Pengertian Keindahan Seluas-luasnya Meliputi :

    1.Keindahan Seni
         Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam bukunya Politeia (Republik). Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai karya seni sebagai mimesis mimesos. Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.


    2.Keindahan Alam
         Menurut Pandangan Plato , keindahan yang ada di dalam alam semesta ini hanyalah keindahan semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.

    3.Keindahan Moral
         Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. 

         Keindahan moral adalah mimpi dan harapan panjang manusia. Ia, seperti layaknya imajinasi, menjadi panggung tak berbatas, melahirkan kisah-kisah tontonan yang tak pernah mati di bioskop-bioskop. Ia menjadi ruang berhenti sejenak dari dunia nyata, sebuah tarikan napas untuk memacu harapan.


    4.Keindahan Intelektual
         Keindahan intelektual adalah pemikiran yang indah berdasarkan ilmu pengetahuan.

    Sumber : 1 2 3 4 5

    Case Study :

    Studi Kasus saya ambil dari artikel tentang gangguan kejiwaan yang berhubungan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat saat ini.


    KOMPASIANA.COM - Indonesia memang dikenal sebagai juaranya korupsi di dunia. Sudah bertahun-tahun Indonesia berperingkat terbawah sebagai negara terkorup di dunia dan seakan tak ada prospek beranjak dari keburukan ini. Terakhir, Transparency International Indonesia merilis peringkat indeks korupsi (IPK) Indonesia pada tahun 2009 berada pada posisi 111. Ini memang sangat memiriskan. Bangsa yang besar ini dipandang sangat ‘kotor’ akibat korupsinya yang merajalela. Ibu Pertiwi pasti menangis jika melihat anak bangsa saat ini sebagai juara korupsi.

    Lantas, banyak orang berpikir bahwa korupsi yang sudah sedemikian parah ini dihubungkan dengan masalah moral. Akar permasalahan utama korupsi di Indonesia adalah moralitas bangsa yang bobrok, korup dan ambruk. Benarkah demikian? Pantaslah kita untuk mendiskusikannya agar kita tidak serta merta memercayai statement bahwa parahnya korupsi di Indonesia ini akibat moral bangsa yang buruk. Kita tidak boleh luruh hanya mengkambinghitamkan masalah moral sebagai penyebab suburnya korupsi di indonesia.

    Sayangnya, begitu banyak terdengar upaya kampanye sederhana (soft campaigne), baik pemerintah, tokoh masyarakat, NGO/LSM, hingga tokoh-toko agama tentang seruan serta imbauan kepada masyarakat untuk terus memperbaiki akhlak dan nilai-nilai moral yang selama ini dianggap biang terjadinya korupsi di Indonesia. Media yang digunakan beragam, mulai dari iklan TV, Koran, Majalah, Tabloid hingga pamflet dan selebaran, yang intinya adalah menekankan kepada masyarakat bahwa, “jika ingin korupsi dibasmi, maka perbaikilah moral dan akhlak dasar kita, sebab moral yang bobrok merupakan akar penyebab korupsi di Indonesia”.

    Upaya tersebut tidaklah salah, tetapi sangat berpotensi keliru memandang persoalan secara objektif dan komprehensif. Bahkan kekhawatiran terbesar masyarakat adalah bisa saja upaya kampanye anti korupsi yang terus menerus menyudutkan masalah moral sebagai biang keladi menjamurnya korupsi, hanya dijadikan sebagai upaya “cuci tangan” dan “pengalihan isu” dari para pejabat korup. Kita perlu memandang masalah moralitas ini sangat rawan untuk dipermainkan oleh pihak-pihak yang sebenarnya terlibat dalam korupsi. Bisa saja isu moralitas ini hanya sebagai upaya lempar batu sembunyi tangan.

    Memandang korupsi sebagai masalah moral ini juga bisa menciptakan ketidakmampuan menguraikan jenis-jenis korupsi secara detail dan kegagalan menciptakan solusinya. Ada resistensi yang timbul karena rasa pesimistis berlebihan sebagai akibat kegagalan menguraikan kerumitan benang-benang korupsi. Ini karena masalah moral begitu luas dan cara penanganannya juga sangat luas. Jadi, tidak sekedar menangani penyebab dari satu aspek saja, lalu lantas masalah moral selesai dan korupsi pun punah.

    Lantas, orang berpikir karena masalah moral maka yang harus dibenahi moral bangsa adalah lewat pendidikan yang bermoral. Ini jelas terlalu luas dan tidak langsung mengenai sasaran karena pendidikan lebih condong pada pembentukan karakter dasar. Dan, seringkali karakter itu takluk pada determinan lingkungan yang lebih mencerminkan kondisi yang sesuai pada realitas kekinian. Lingkungan mampu menciptakan pengaruh yang menjadikan orang yang dibentuk pendidikan larut dalam hegemoni lingkungan.

    Menangani korupsi lewat pendidikan memang perlu, tetapi ini hanya pada proses penciptaan fundamental saja. Pendidikan yang menciptakan moralitas utama lebih disepakati sebagai upaya penanaman pondasi moral bahwa korupsi itu adalah tindakan laknat yang menghancurkan sendi-sendi kehidupan bangsa. Sekaligus pendidikan moral ada untuk membangun benteng moral agar tidak terjebol oleh serangan biadab korupsi implisit maupun eksplisit. Namun demikian, moralitas yang dibentuk pendidikan tidak bisa digunakan sebagai tameng secara terus menerus untuk menghadang korupsi.



    Opinion :
    Keindahan adalah sifat-sifat yang merujuk kepada sesuatu yang indah di mana manusia mengekspresikan perasaan indah tersebut melalui berbagai hal yang mengandung unsur estetis yang dinilai secara umum oleh masyarakat. Salah satu nya adalah keindahan moral. Menurut saya tentang studi kasus diatas untuk mencegah tindak korupsi tidak cukup hanya dengan menegakan hukum walaupun hukum harus ditegakan tetapi untuk mencegah nya kita harus menanamkan moral yang kuat terhadap anak bangsa sejak sedini mungkin. Dapat kita contoh pada negara-negara maju mengapa praktek korupsi sangat kecil pada negara maju karena moral bangsa nya sangat kuat. Pendidikan moral seharus nya dimasukan pada kurikulum pendidikan. Bukan hanya berfungsi mencegah tindak korupsi tetapi dengan moral yang baik suatu bangsa dapat menciptakan keindahan yang harmonis dan keaman bersama serta kecintaan pada bangasa yang tinggi agar terwujud nya nilai nasionalisme yang besar.