Laporan Ilmiah

0
  • Selasa, 14 Mei 2013

  • LAPORAN ILMIAH

    • Pengertian Laporan Ilmiah
    Laporan ialah suatu wahana penyampaian berita, informasi, pengetahuan, atau gagasan dari seseorang kepada orang lain. Laporan ini dapat berbentuk lisan dan dapat berbentuk tulisan. Laporan yang disampaikan secara tertulis merupakan suatu karangan. Jika laporan ini berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh dari hasil penelitian, pengamatan ataupun peninjauan, maka laporan ini termasuk jenis karangan ilmiah. Dengan kata lain, laporan ilmiah ialah sejenis karangan ilmiah yang mengupas masalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang sengaja disusun untuk disampaikan kepada orang-orang tertentu dan dalam kesempatan tertentu.

    • Dasar Membuat Laporan Ilmiah
    Ada beberapa hal yang mendasari dalam pembuatan Laporan Ilmiah. Diantaranya :
    Kegiatan menulis laporan ilmiah merupakan kegiatan utama terakhir dari suatu kegiatan ilmiah.
    Laporan ilmiah mengemukakan permasalahan yang ditulis secara benar, jelas, terperinci, dan ringkas.
    Laporan ilmiah merupakan media yang baik untuk berkomunikasi di lingkungan akademisi atau sesama ilmuwan.
    Laporan ilmiah merupakan suatu dokumen tentang kegiatan ilmiah dalam memecahkan masalah secara jujur, jelas, dan tepat tentang prosedur, alat, hasil temuan, serta implikasinya.
    Laporan ilmiah dapat digunakan sebagai acuan bagi ilmuwan lain sehingga syarat-syarat tulisan ilmiah berlaku juga untuk laporan.

    • Jenis-jenis Laporan Ilmiah
    Dari beberapa sumber yang ada, terdapat 3(tiga) jenis Laporan Ilmiah yaitu sebagai berikut :

    • Laporan Lengkap (Monograf)
    1. Menjelaskan proses penelitian secara menyeluruh.
    2. Teknik penyajian sesuai dengan aturan (kesepakatan) golongan profesi dalam bidang ilmu yang bersangkutan.
    3. Menjelaskan hal-hal yang sebenarnya yang terjadi pada setiap tingkat analisis.
    4. Menjelaskan (juga) kegagalan yang dialami,di samping keberhasilan yang dicapai.
    5. Organisasi laporan harus disusun secara sistamatis (misalnya :judul bab,subbab dan seterusnya,haruslah padat dan jelas).

    • Artikel Ilmiah
    1. Artikel ilmiah biasanya merupakan perasan dari laporan lengkap.
    2. Isi artikel ilmiah harus difokuskan kepada masalah penelitian tunggal yang obyektif.
    3. Artikel ilmiah merupakan pemantapan informasi tentang materi-materi yang terdapat dalam laporan lengkap.

    • Laporan Ringkas
    Laporan ringkas adalah penulisan kembali isi laporan atau artikel dalam bentuk yang lebih mudah dimengerti dengan bahasa yang tidak terlalu teknis (untuk konsumsi masyarakat umum).

    • Fungsi Laporan Ilmiah
    1. Laporan penelitian mengkomunikasikan kepada pembaca seperangkat data dan ide spesifik. Ide spesifik. Spesifik tersebut disampaikan secara jelas dan cukup rinci agar dapat dievaluasi.
    2. Laporan Ilmiah harus dilihat sebagai sumbangan dalam khasanah ilmu pengetahuan.
    3. Laporan Ilmiah harus berfungsi sebagai stimulator dan mengarahkan pada penelitian selanjutnya.

    • Sistematika Penulisan
    Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah , yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian. Pada umumnya sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut :

    A. BAGIAN AWAL
    1. Halaman judul
    2. Halaman persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
    3. Halaman kata pengantar atau prakata
    4. Daftar isi
    5. Daftar tabel (jika ada)
    6. Daftar gambar (jika ada)
    7. Daftar lampiran (jika ada)
    B.     BAGIAN UTAMA

         BAB I PENDAHULUAN
    1. Latar Belakang Masalah
    2. Rumusan masalah
    3. Tujuan penelitian
    4. Ruang lingkup
    5. Manfaat penelitian

         BAB II TINJAUAN PUSTAKA
    1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
    2. Kerangak teori
    3. Kerangka konsep
    4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)

          BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
    1. Jenis penelitian
    2. Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
    3. Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel penelitian dicantumkan bahan dan alat)
    4. Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
    5. Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
    6. Lokasi dan waktu penelitian
    7. Teknik pengumplan data.
    8. Instrumen penelitian yang digunakan
    9. Pengolahan dan Analisis data

         BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pembahasan pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis menyajikan secara cermat hasil analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.

         BAB V PENUTUP

    Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran dari laporan ilmiah tersebut. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Kesimpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi dan deskripsi yang telah ditulisan pada bagian analisis dan pembahasan. Untuk menulis simpulan, penulis perlu mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang hasil apa yang paling penting dari penelitian yang dilakukan. Jawaban dari pertanyaan tersebutlah yang dituliskan pada bagian simpulan. Pada bagian akhir, biasanya simpulan disertai dengan saran mengenai penelitian lanjut yang dapat dilakukan.

    C.    BAGIAN AKHIR

    Terdiri dari Daftar pustaka dan Lampiran – lampiran; Instrumen penelitian, Berbagai data sekunder yang diperlukan, Anggaran penelitian, dan Jadwal penelitian.

    Contoh Laporan Ilmiah Sederhana
    Laporan Penelitian Magang sebagai Jembatan Mobilitas Sosial dari Petani menjadi Perajin

    BAB I
    PENDAHULUAN

    Latar Belakang

              Perajin sering dipandang memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada petani. Hal ini disebabkan adanya anggapan bahwa seorang perajin biasanya bekerja di dalam rumah, terlindung dari terik sinar matahari sehingga suasananya tampak nyaman. Sebaliknya, petani harus bekerja di sawah, di bawah sengatan sinar matahari, dan kadang harus bergumul dengan kotoran-kotoran yang berbau tidak sedap. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika sebagian masyarakat pedesaan masih menganggap bahwa pekerjaan perajin lebih berprestise daripada petani meskipun hanya menjadi perajin industri kecil dengan skala usaha yang masih terbatas.

             Lapangan pekerjaan di sektor industri kecil yang makin terbuka menyebabkan terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin. Meskipun sebenarnya mereka belum memiliki keahlian yang memadai, terlebih lagi tingkat pendidikan mereka sebagian besar (73%) masih berpendidikan SD ke bawah. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa produktivitas kerja dan hasil yang mereka peroleh masih rendah. Berkaitan dengan hal di atas, perlu diadakan penelitian yang saksama mengenai mobilitas sosial dan petani menjadi perajin. Dalam laporan ini, objek penelitiannya adalah masyarakat pedesaan di sekitas Surakarta, Jawa Tengah.

    BAB II
    TUJUAN PENELITIAN

    Menelaah penyebab terjadinya mobilitas sosial dari petani menjadi perajin
    Memberikan penyadaran pada masyarakat dampak industrialisasi

    BAB III
    METODE PENELITIAN

            Penelitian ini menggunakan pendekatan survei secara kualitatif dengan cara melakukan wawancara dengan narasumber. Digunakannya metodologi kualitatif agar hasil yang dicapai benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

               Adapun langkah-langkah kerjanya sebagai berikut:

    1. Menentukan objek penelitian
    2. Melakukan wawancara dengan narasumber
    3. Mengklasifikasi masalah
    4. Merumuskan masalah
    5. Memberikan solusi/simpulan

    BAB IV
    HASIL PENELITIAN

              Berdasarkan survei yang telah dilakukan, ada beberapa faktor yang menyebabkan mobilitas sosial dari petani menjadi perajin melalui proses magang sebagai berikut:
    Pengaruh media masa Media massa baik berupa media elektronik maupun cetak telah membawa pengaruh yang besar terhadap pola pikir masyarakat pedesaan. Selama ini, media massa selalu mengangkat kesuksesankesuksesan seorang perajin. Dengan demikian, lambat laun opini publik tersebut akhirnya mendorong keinginan petani untuk menjadi perajin.
    Dukungan sosial keluarga dan masyarakat Keluarga, kerabat dekat, dan komunitas yang melatari kehidupan petani sering memberikan saran dan harapan yang besar untuk menjadi perajin. Mereka selalu memandang orangorang yang telah sukses berkat usaha menjadi seorang perajin industri kecil meskipun mereka masih berstatus magang atau buruh kontrak.
    Sistem perekonomian Indonesia yang lebih mengutamakan sektor industri daripada pertanian Perekonomian negara kita yang terbawa arus globalisasi dan kepentingan neoliberalisme (para pemilik modal) telah mendorong lajunya industrialisasi. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa investasi yang mereka tanamkan lebih mengarah pada sektor industri.
    Tingkat pendidikan yang rendah Rendahnya tingkat pendidikan mereka dan keahlian yang belum memadai membuat mereka tidak memiliki sistem kontrol diri yang kuat. Konsep diri yang lemah ini menyebabkan mereka mudah terbawa arus zaman.

    BAB V
    KESIMPULAN

            Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan para petani melakukan mobilitas sosial menjadi perajin. Jika tidak ada suatu program penyadaran baik dari pemerintah maupun masyarakat setempat, dapat dipastikan hasil produksi pertanian akan makin berkurang sehingga negara pun akan mengimpor beras dari luar negeri. Akhirnya, diharapkan penelitian ini mampu memberikan penyadaran pada masyarakat dan dapat menjadi masukan untuk pihak-pihak yang berwenang memberikan kebajikan. Pihak-pihak tersebut misalnya para dewan legislatif dan eksekutif supaya memberikan arahan dan rencana pembangunan yang lebih berpihak pada sektor pertanian, terutama masyarakat miskin pedesaan.

    SUMBER
    - E. Zaenal Arifin. Bahasa yang Lugas dalam Laporan Teknis. Jakarta: Akademika Pressindo, 1993.

    NAMA  : MOHAMAD FARIZ DWI ADIDANA
    NPM     : 14110475
    KELAS : 3KA28

    Metode Ilmiah

    0



  • Metode ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project). Secara umum metode ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:


    • Observasi Awal
    • Mengidentifikasi Masalah
    • Merumuskan atau Menyatakan Hipotesis
    • Melakukan Eksperimen
    • Menyimpulkan Hasil Eksperimen



    • Observasi awal
    Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.

    1. Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran, internet, interview, dll.
    2. Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dll.
    3. Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.

    • Mengidentifikasi masalah
    Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?

    1. Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
    2. Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
    3. Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.

    •   Merumuskan atau menyatakan hipotesis

    Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.

    1. Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
    2. Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen

    • Melakukan eksperimen

    Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.

    Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap. 

    1. Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
    2. Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
    3. Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
    4. Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.

    •   Menyimpulkan hasil eksperimen

    Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.

    1. Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
    2. Jangan ubah hipotesis
    3. Jangan abaikan hasil eksperimen
    4. Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
    5. Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
    Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.


    SUMBER
    -  Rouny Kountur. Metode Penelitian: Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM, 2005.

    NAMA  : MOHAMAD FARIZ DWI ADIDANA
    NPM     : 14110475
    KELAS : 3KA28